Senin, 08 Agustus 2011

Nelangsa


TAPI
kenapa sesekali aku masih inginkan
angin  bisikkan kabar tentangmu
setelah kau badaikan kisah
saat satu langkah dekatimu
menjauh aku putuskan

LUKA
begitu dalam belati kau torehkan
menyayat matahari
teteskan darah teramat dalam
di langit asaku

KISAH
cukup jauh kita merajut
membiarkan kuntum itu mekar
tanpa pernah kau siram
kaupun rela bila tumbuh di lain jambangan
inginmu merangkul

CINTA
jangan sesekali kita bicara
diam adalah jawaban semua tanya
mendekatlah, selalu inginmu begitu

RINDU
masih getarkan antara kita
di luar sadar pun sering sebutkan nama
di jendela itu, heningku pun merasa

AHH,
tidak mungkin membuka
lembaran lama
setelah semua catatan aku kubur
bersama luka

By Refdinal Muzan (Refdinal Kelana Mimpi)

Tidak ada komentar: