Malam makin gelap dengan rasaku diantara setiaku
yang bersembunyi di balik wajah terangmu,
aku semakin gelisah
Ku ingin terpejam sejenak dan merasakan sedikit
irama syahdu tentangmu
tentang rasa yang punah bersama indah
aku tak mengerti mengapa suaramu selalu datang
dan menjamah kesendirianku
Dalam kepasrahan kubiarkan kenangan memenuhi hatiku
kantung mataku yang semakin menghitam
tersimpan segala kesedihan
Bisikan terakhir yang tak pernah kudengar
kini telah kusia-siakan waktu
membuat aku merasa bodoh
Sungguh semu, sahabat sepi dalam mimpi
kupikir kau mampu membalut sedihku
malangnya kau pergi menjauh
bersembunyi di balik tangisku
langkahku pun terhenti di hatimu
Sahabat sepiku,
ada yang tak pernah berhenti mengejarku
ialah kenangan bersamamu
menjadi api yang tak pernah mati di tanganku
terlalu banyak andaiku tentang kenangan
Laknat benar aku,
mencintai kelembutan yang terlahir
dari kehangatanmu yang begitu sempurna
Rengekku memecah sendi-sendi
darah dari luka makin membanjiri kerinduan
dengan sedikit tangis untuk menepis
bahwa cintamu tak termiliki
Sahabat sepiku,
mungkinkah kau mengerti tentang rasa ini
yang sekarang menjadi jarak diantara kita?
Aku semakin terpuruk dalam kerinduan tanpa ampun
bahkan terbakar dengan rasa ini
Detik-detik berlalu,
aku selalu menangis di bahu kenangan
kau adalah bintang menumbuhkan cahaya
pantulan kerinduan tentang rasaku padamu
by Rina Apriani (Yank Celalu Resah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar