Senin, 08 Agustus 2011

Yang Terdalam

Hujan semalam tak secuilpun menyisa gerimis
manggar di ujung ranting pohon kopi merona mekar
bersenyawa pada senyum mentari di awal pagi
menikam basah tebing bebukit sunyi

Bila kesendirian tak lagi bentangkan seberkas kelu
ijinkan tualang ruhku mencumbu liat ribangmu
agar bingkai kisah semalam tak diretakkan alam

Aku mulai sadar tentang arti sebait rasa
dalam sisa helaan nafas mimpi panjang semalam
kau tinggalkan lacak sarat makna lelaki jantan

Masih kental tetes peluh lekat di sudut kusut bantal
saat sauh asmara terbuang pada jejak membiru

Pada laras tembang kesunyian malam
geliat jiwa tercabik dalam kepasrahan
rembulan pun merintih ditikam pucuk ilalang
menyisakan selarik senyum memungkas sonata jalang

Duhai kekasih,
pedihku adalah segenggam pijar kerinduanmu
tangisku berirama kendang kesenyapan
seirama perihmu ketika membelai dinding hati
di tungku bara liar ruhku dalam tangkup jiwa kelanamu

by Sindy Maulidinia Rohmah (Sindy Arlum)

3 komentar:

Rakai Pamanahan mengatakan...

sangat menyukai sajak ini

Traktat Cinta D4 mengatakan...

Rakai Pamanahan :

Uhuk ^_^

Unknown mengatakan...

Rakai Pamanahan
......???