Selembar kertas
sebatang pena dengan tinta emas
akupun tenggelam dalam kebisuan
entahlah,
tak sepatahpun kucoretkan
jemariku kelu
telah kulalui setapak jalan
pada persimpangan
sejenak kuhentikan langkah
Diamlah!
jangan kau mengusikku
aku hanya ingin mendengarkan suara roh
yang bergetar dalam jiwamu
hingga jeritannya begitu nyaring mencubit cupingku
lalu biarkan liar kucium aroma magis itu
rautmu menanggung beban dari sepi yang menyayat
tentu ku tahu,
mata dewa yang kau pancarkan, rekatkan imaji berserak
Duhai kau sang penggores pena
biar kupanggil kau sang ksatria bahasa
tapi aku tak ingin menjadi budak
dari rasa yang tak seharusnya ada
Sebuah kekaguman memuncak
mengusik kalbu yang lama terlelap
menjelma sesakkan dada
raungan jiwa melonjak
resah,..
Kala kudengar bisik merdumu
“aku merindukanmu mbakyu”
lalu kubiarkan kekosongan menyelimuti pikiranku
sebuah rasa melebihi rasa
terpenjara
by Hersi Suwarto (Z33)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar