Di keramaian pedesaan itu, aku terpaku
antara riuh ramah tetangga di keluh kesah yang tak terduga
pada gelak terceracak duri-duri dalam daging terpacak
terpencak iri-iri tersungging terkerling ngeri
Apakah satu balasan?
di atas budi korban yang bertaburan
batu yang dilontarkan lantas tangan disembunyikan
Aku tanya pada tudung hidangan buruk
yang tersangkut di ujung gubuk
kenapa kau dilitup debu berabuk?
Tudung hidangan menjawab kesal,
“Inilah satu balasan sebal pada jasaku yang tertinggal
menutup lindungkan hidangan segar dari cemar cuma sebentar
dibuang pergi lagi tidak siapa yang acuh ketika dayaku sudah lusuh
tanpa menghirau perit jerihku yang sudah jauh.”
Disitu kutemukan satu pembelajaran
di kalung kesalan termaklum dendam
mungkinkah ini fakta perbilangan
kebaikan terbalas keburukan yang menghancurkan
by Siti Fauziah binti Haji Idris (Mega Ungu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar